” Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) mempunyai visi “Indonesia Adil Makmur untuk Semua.” Sementara pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengusung visi “Indonesia Unggul Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari”.
JAKARTA | RMN Indonesia
Dua pasangan calon presiden dan wakil presiden resmi telah mendaftarkan diri untuk Pilpres 2024 di KPU beberapa waktu lalu. Kedua paslon ini telah memiliki visi dan misi.
Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) mempunyai visi “Indonesia Adil Makmur untuk Semua.”
Sementara pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (GAMA) mengusung visi “Indonesia Unggul Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari”.
Melihat visi dari kedua pasangan calon tersebut tentu diikuti misi yang mengarah pada berbagai sektor, terutama sektor ekonomi. Apa saja misi ekonomi kedua paslon tersebut.
Berdasarkan informasi ada dua dari delapan misi yang mengarah ekonomi dari paslon AMIN.
Keduanya ingin menetapkan upah minimum yang adil dan sesuai dengan kondisi daerah tanpa memberatkan para pemberi kerja, memperbaiki infrastruktur di daerah tertinggal.
AMIN juga mengentaskan kemiskinan dengan memperbaiki skema bantuan sosial bersifat langsung agar lebih tetap sasaran. Menyediakan hunian layak dekat pusat kota dengan harga terjangkau bagi semua kalangan.
Selain itu, mereka juga mengelola utang negara secara bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan fiskal dan menjaga rasio utang terhadap PDB.
Mengendalikan inflasi dan menjaga daya saing dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk mendorong ekspor dan mendongkrak investasi.
Sementara misi ekonomi dari pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan cawapres Mahfud MD adalah menginginkan ekonomi unggul yang berdaya saing. Selain itu, Ganjar dan Mahfud juga menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% sebagai upaya Indonesia bisa keluar dari jebakan middle income trap.
Untuk memuluskan capaian tersebut, Ganjar Mahfud (GAMA) akan menerapkan strategi peningkatkan peran koperasi dan UMKM, dukungan usaha baru di seluruh wilayah Indonesia, pemanfaatan infrastruktur, ekonomi digital, pengelolaan ekonomi hijau-biru, serta pertumbuhan industri manufaktur di 7,5%-8%.
Pasangan yang diusung PDIP ini juga menargetkan tingkat kemiskinan sebesar 2,5% dan kemiskinan ekstrem 0%. Upaya yang dilakukan dengan konvergensi program pusat dan daerah, serta optimalisasi dana bukan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (non-APBN). Tidak tanggung-tanggung, penerima Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi 15 juta yang sebelumnya, 10 juta penerima. (jr/you)