JAKARTA | RMN Indonesia
Tercatat dalam dua bulan terakhir ini penumpang jasa angkutan MRT
menembus 100 ribu penumpang per hari padahal sebelumnya angkanya selalu di bawah 100 ribu penumpang per hari.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan kalau pada September mencapai 101.684 orang per hari maka pada 1-25 Oktober telah mencapai 100.018 orang per hari.
“Mudah-mudahan 100 ribu itu adalah pengendara pribadi yang sudah bosan dengan kemacetan, jadi setiap hari menggunakan transportasi publik,” kata Tuhiyat dalam agenda Forum Jurnalis MRT di Jakarta kemarin.
Capaian rata-rata jumlah penumpang pada September dan Oktober melampaui target yang ditentukan untuk kedua bulan tersebut, yaitu sebesar 83.411 untuk September dan 84.704 untuk Oktober.
Ia menyebut total pengguna angkutan MRT dari 1 Januari hingga 23 Oktober 2023 yang dicatat pihaknya sudah mencapai 26.454.188 orang, dengan rata-rata penumpang per harinya 89.372 orang.
MRT Jakarta juga mencatat persentase ketepatan waktu perjalanan dan ketibaan sebesar 99,93 persen dan ketepatan waktu kereta berhenti sebesar 99,85 persen pada periode yang sama, ujarnya.
Sementara itu, Tuhiyat mengatakan angkutan umum pengumpan (feeder) telah berkontribusi sebesar 22,43 persen dari jumlah penumpang MRT pada September 2023 yang mencapai 3,05 juta orang.
Persentase kontribusi pengumpan sebesar 22,43 persen tersebut didominasi oleh TransJakarta yang berkontribusi sebanyak 246.483 penumpang atau 8,08 persen, serta aplikasi ojek daring Grab sebanyak 214.694 atau 7,04 persen, dan Gojek sebesar 206.275 atau 6,76 persen.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya mencatat kenaikan penumpang sebesar 16 persen di Stasiun MRT Dukuh Atas BNI sejak dimulainya operasi LRT Jabodebek September lalu.
Meski begitu, Tuhiyat mengatakan pihaknya masih belum memastikan apakah kenaikan tersebut sepenuhnya karena pengoperasian LRT Jabodebek atau justru karena faktor lain, seperti KRL Commuterline. (fik/jr)