JAKARTA | RMN Indonesia
Kepala SMA di Cilincing diminta untuk menatar siswanya yang ditangkap Polsek Koja kemarin karena menyebar ancaman bom via media sosial (medsos) terhadap salah satu pusat perbelanjaan di Koja.
“Saya meminta Kepsek memonitor perkembangannya,” kata epala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Utara Purwanto di sela kegiatan rapat pimpinan di Kantor Wali Kota Jakarta Utara kemarin.
Mal di Koja sendiri kemarin mendapat teror bom dari orang tak dikenal mengenai ancaman bom yang dikirim lewat fitur pesan langsung (direct message) Instagram, kemarin sekitar pukul 10.00 WIB.
Dalam pesan tersebut, sang pengirim mencantumkan sebuah tangkapan layar yang berisi ancaman bahwa di sekitar Koja akan segera terjadi peledakan bom.
Direktur Operasional Koja Trade Mal Yogi Suprayogi membenarkan bahwa stafnya yang mengelola akun Instagram milik perusahaan yang pertama kali membaca pesan berisi tangkapan layar bernada ancaman itu.
“Ancamannya berupa ‘eh nanti di sekitar ini ada berupa bom’,” kata Yogi.
Karena berupa ancaman, Yogi mengaku lebih berhati-hati menindaklanjuti pesan yang dikirim ke media sosial perusahaan itu. Meski sebuah tangkapan layar dari warganet biasa, tangkapan layar itu tetap disikapi dengan hati-hati oleh manajemen.
“Kami tidak boleh menanggapi itu secara kemudian dianggap enggak ada. Kami langsung memberikan informasi ke Pak Kapolsek,” kata Yogi.
Usai menerima laporan dari masyarakat, dalam waktu singkat, Kepala Polsek Koja langsung mengirimkan timnya untuk memeriksa dan mengolah data secara menyeluruh.
“Data diolah kurang dari satu jam sampai setengah jam, pelakunya sudah ditangkap,” kata Yogi.
Menurut informasi terakhir, sebanyak enam pelajar dari Cilincing, sekolahnya juga sekolah negeri, mereka digelandang ke Markas Polsek Koja.
“Ini luar biasa ya kecepatannya penangkapannya.
Motifnya apa, kami juga tidak tahu. Apakah dalam bentuk prank atau apa kami tidak tahu. Tapi buat kami, kan kami masyarakat apalagi pengelola kami juga was-was karena kami dalam lingkungan yang banyak orang di sini. Sehingga dengan begitu cepatnya pak Kapolsek mengambil tindakan, detik ini sudah tertangkap pelakunya dan para pengunjung tetap bisa berbelanja secara kondusif,” kata Yogi.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Koja Kompol Muhammad Syahroni membenarkan bahwa enam pelajar setingkat SMA dibawa ke kantor polisi untuk didalami terkait unggahan di media sosial.
“Saat ini kami masih mendalami motif dari yang bersangkutan.
Terutama terhadap admin akun media sosial yaitu satu orang pelajar perempuan, yang lain laki-laki. Semuanya satu sekolah,” kata Kapolsek.
Saat ini, polisi masih menelusuri motif admin akun Instagram yang dikelola pelajar dengan mengirim pesan tersebut. (jr/fik)