Jumat, Februari 14, 2025
spot_img

PLN Ajak Perusahaan Berkolaborasi Bangun Bisnis Berkelanjutan

JAKARTA | RMN Indonesia

PT PLN (Persero) mengajak kolaborasi perusahaan di Indonesia untuk membangun bisnis berkelanjutan dalam rangka menyongsong visi Indonesia Emas 2045.  Ini dilakukan dalam mewujudkan ekosistem ekonomi yang kondusif tetapi tetap berwawasan lingkungan.

Dalam acara CEO Forum Powered by PLN di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (1/11/2023), Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan sektor perekonomian di Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan bumi yang makin memanas akibat dampa efek Gas Rumah Kaca (GRK).

“Satu liter bensin ada emisi GRK, begitu juga satu kWh listrik. Padahal semua ini adalah kegiatan ekonomi. Kalau kita ingin menurunkan itu barangkali ekonomi akan slowing down. Sehingga kita perlu mengubah cara pandang kita yang tadinya backward looking menjadi forward looking,” ujar Darmawan, dikutip  Kamis (2/11/2023).

Cara pandang forward looking di sini, kata Darmawan, adalah bagaimana mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan di saat bersamaan tetap menjaga lingkungan demi keberlanjutan kehidupan generasi bangsa di masa depan.

“Bagaimana bisa menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dengan environmental sustainability. Para CEO yang berhasil melakukan alignment itu akan mampu mengubah perusahaan yang tadinya backward looking menjadi forward looking,” ujarnya.

Ia menegaskan, komitmen PLN untuk mendorong ekosistem yang kondusif, agar produktivitas para pelaku usaha di Indonesia makin meningkat dalam menuju visi Indonesia emas 2045. Sehingga Akselerasi pertumbuhan ekonomi dalam visi Indonesia Emas 2045 ini dapat ditempuh bersamaan.

“Agar ekonomi tumbuh, produk dan services ini juga tentu harus bertambah. Maka Bapak Ibu semuanya harus berkembang. Untuk itu dalam mencapai Indonesia Emas tentu saja setiap CEO yang hadir di sini harus mampu meningkatkan produktivitasnya, dalam proses itu juga membuat perusahaan semakin sehat,” ujar Darmawan.

Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan langkah transisi energi membutuhkan dukungan dari segala pihak, termasuk dunia usaha. Ini karena transisi energi dari sumber daya berbasis fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) memiliki konsekuensi terhadap kebutuhan ruang fiskal dan investasi yang besar. Kebutuhan investasi antara lain untuk pembangunan pembangkit, transmisi, hingga jalur distribusi menuju pusat permintaan. (jr/you)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
22,200PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles