JAKARTA | RMN Indonesia
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) membantu percepatan bongkar impor beras melalui pelabuhan yang dikelola Pelindo. Mulai dari ujung Timur hingga Barat Indonesia dengan pola pengoperasian 24 jam/hari dan 7 hari dalam seminggu.
Di ketahui sebanyak 500 ribu ton beras impor tak berhasil didapatkan Indonesia dari total 1,5 juta ton yang direncanakan tahun 2023. Penyebabnya, kapasitas bongkar muat pelabuhan yang tidak memadai untuk mengejar sisa waktu tahun 2023.
“Pola pemberian layanan operasional 24/7 atau non-stop sudah Pelindo terapkan sejak beberapa tahun lalu. Waktu kerja ini berlaku untuk semua jenis komoditas yang akan dibongkar muat, termasuk beras. Di sini kami ingin memastikan kelancaran arus barang di pelabuhan tetap terjamin,” tutur Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, dikutip, Minggu (12/11/2023).
Sejak Januari-Oktober 2023, PT Pelindo melakukan bongkar muat beras impor di 16 pelabuhan yang dikelola Pelindo dengan melayani sebanyak 138 kapal dan volume beras yang dibongkar yaitu 1.431.615 ton.
16 pelabuhan yang menjadi tempat bongkar beras impor diantaranya, Pelabuhan Panjang, Bitung, Tanjung Wangi, Teluk Bayur, Tanjung Perak (Jamrud), Lhoksumawe, Malahayati, Belawan, Dumai, Tenau Kupang, Tanjung Emas, Tanjung Priok, Balikpapan, Ambon, Sorong dan Papua.
“Di manapun proses bongkar beras dilakukan, pelabuhan yang dikelola Pelindo pada prinsipnya siap memberikan layanan 24/7 dan tentunya kelancaran arus barang ini dapat terwujud jika seluruh elemen yang terkait juga dapat memberikan pola waktu kerja yang sama,” pungkas Arif.
Di tempat terpisah, Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan percepatan realisasi pembongkaran beras impor. Salah satu diantaranya membuka destinasi tambahan pelabuhan penerima baru.
“Untuk percepatan realisasi impor beras ini kita langsung tujukan kepada 28 pelabuhan penerima di seluruh Indonesia. Tadinya hanya 17 pelabuhan namun dalam rangka percepatan kita tambah 11 pelabuhan lagi jadi total ada 28 pelabuhan penerima” kata Buwas.
Buwas menjelaskan, dari penugasan 1,5 juta ton beras hanya 1 juta ton beras yang sukses terkontrak di tahun 2023. Sementara sisanya sebanyak 500 ribu ton beras tidak bisa di-carry over atau didatangkan di 2024 karena carry over hanya bisa untuk yang terkontrak tahun 2023 saja. Dengan tambahan kuota impor 1 juta tersebut, Buwas meyakinkan stok Cadangan Beras Pemerintah yang dikuasai Bulog jumlahnya sangat aman sampai dengan tahun depan. (Ant/jr)