JAKARTA | RMN Indonesia
Pemerintah mulai mencoba agar produk furnitur bambu bisa dipakai untuk hotel dan perkantoran. Pasalnya, potensi produksi bambu di Indonesia sangat besar. Satu diantaranya di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengatakan, wilayah NTT merupakan salah satu yang memiliki potensi produksi bambu terbesar di Indonesia. Sehingga perluasan penggunaan produk bambu akan menghidupkan ekonomi masyarakat di NTT, karena kebutuhan bambu akan meningkat.
“Bagi NTT ini menjadi bentuk konsep ekonomi restoratif, seiring potensi bambu di wilayah ini yang luar biasa,” tutur Teten, dikutip, Minggu (19/11).
Ia melanjutkan, upaya dalam meningkatkan nilai tambah produk bambu adalah dengan hadirnya Rumah Produksi Bersama (RPB) di Kabupaten Manggarai Barat. RPB diharapkan akan mampu menjadi penggerak ekonomi dan menyejahterakan masyarakat.
“Meski bambu mempunyai potensi yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi aneka produk turunan, kita perlu fokus terlebih dahulu pada bambu untuk pengganti kayu, yakni bambu betung sebagai laminasi pengganti kayu keperluan kontruksi,” ucap Teten.
Dalam kesempatan itu, Teten berharap warga NTT, terutama mama-mama bambu bisa diajarkan (pelatihan) membuat sovenir dari bambu. Dengan pengembangan kerajinan bambu maka akan mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Dalam ekonomi restoratif, salah satu wujudnya adalah memulihkan sumber daya yang rusak atau meregenerasinya sehingga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal. Di sini ada 40 ribu hektare kebun bambu, cara memanennya dengan menjaga regenerasi produksinya. Ini luar biasa,” tambahnya. (jr)