JAKARTA | RMNIndonesia
Produk jilbab atau kerudung yang dijual di Indonesia ternyata didominasi produk impor. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengajak kementerian/lembaga yang terkait untuk serius dalam pengendalian produk impor.
Sebelumnya. Agus merespon data yang dibeberkan Kementerian Koperasi dan UKM di tahun 2022 bahwa penjualan produk pakaian muslimah berupa hijab di Indonesia mencapai 1,06 miliar pcs, namun produk hijab lokal yang terjual hanya memiliki porsi 25% dari total penjualan.
“Itu yang selalu kita sampaikan dan berkali-kali kami tidak akan bosan, karena pengendalian impor itu tidak ada di kita, bukan kewenangan kita, jadi kami appeal kepada kementerian lain agar lebih serius dalam mengendalikan impor,” tukas Agus, di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (6/12).
Ia menegaskan bahwa jilbab seharusnya bisa dipenuhi dengan mudah oleh industri dalam negeri. Karena Indonesia telah memiliki kapasitas yang cukup besar.
“Cuma masalahnya kan ketika ada gempuran barang-barang impor, bentuknya mungkin dumping, harganya sangat murah nah itu yang membuat produk-produk kita jadi tertekan,” ujarnya.
Agus menambahkan, salah satu kunci penting bagi pengembangan industri dalam negeri yaitu bagaimana negara bisa memastikan bahwa produk-produk ilegal, produk-produk impor yang pada gilirannya akan membuat injury terhadap produk-produk nasional itu bisa dikendalikan. (jr)