JAKARTA | RMNIndonesia
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menilai wacana penambahan stasiun kereta cepat Whoosh di Bandung, tidak efektif. Pasalnya sudah ada 2 stasiun KA cepat yang beroperasi di Bandung.
“Itu sudah saya sampaikan (terkait tidak efektifnya penambahan stasiun di Bandung), tapi tetap ada saja yang mau,” ujarnya, dikutip Senin (11/12/2023).
Lebih lanjut, Budi mengungkapkan, empat stasiun kereta cepat yang ada saat ini yakni Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar, telah lengkap dan penuh pertimbangan.
Meski begitu, Menhub tetap mempersilahkan adanya usulan penambahan stasiun kereta cepat, hanya saja Menhub mengatakan perlu ada studi yang mendalam dan perlu adanya komunikasi dengan pihak operator kereta cepat.
“Kami kan regulator nanti kami akan menilai apa yang akan diusulkan masyarakat. Karena pada akhirnya yang akan bersepakat menerima atau tidaknya itu operator. Baru nanti syarat syarat teknis kita akan sampaikan kepada mereka,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menyampaikan pandangannya mengenai kemungkinan penambahan stasiun untuk Kereta Api Cepat Jakarta Bandung atau yang sering disebut Whoosh, di daerah Kopo, Bandung.
Hal ini disampaikan dalam diskusi bersama PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC), PT Kereta Api Indonesia, serta perwakilan dari Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, dan Kementerian Perhubungan.
“Pilihan ini silakan ditangkap, tentunya wewenang ini ada di KCIC. Karena ini kereta cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung,” ujar Moeldoko di Bina Graha, Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Mengenai konektivitas, lanjut Moeldoko, upaya peningkatan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan yang didapat penumpang KA cepat Jakarta Bandung. Satu diantarany ketersediaan kursi di kereta feeder saat sudah sampai di Padalarang. “Pentingkan untuk kenyamanan penumpang, agar tidak berhenti hanya di stasiun Padalarang serta Tegalluar,” tambahnya. (jr)