JAKARTA | RMNIndonesia
Menteri BUMN Erick Thohir mengaku khawatir terkait pertanian nasional. Pasalnya, jumlah petani mengalami menurun.
Erick memprediksi bahwa Indonesia mengalami masalah jumlah petani yang sangat serius pada 2045. Hal ini seperti dialami Jepang. “Di 2045 Indonesia diprediksi mengalami masalah pada jumlah petani di Indonesia seperti yang dialami Jepang saat ini,” ujar Erick Thohir, dikutip, Selasa (19/12/2023).
Lebih lanjut, Erick memaparkan, pemerintah saat ini membuat kebijakan yang pro terhadap petani dan bersama seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan ekosistem yang transparan.
“Oleh karena itu, digitaliasasi distribusi pupuk penting untuk segera dilakukan. Saya yakin dengan kerja sama semua pihak kita bisa berhasil,” ujarnya.
Selain itu, Erick juga mengapresiasi sosok inspiratif pahlawan pangan nasional seperti yang dilakukan seorang petani buah naga yang berasal dari desa Tambakrejo, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Edy Lusi.
Sempat menjadi TKI di Taiwan pada 2010, Edy memilih pulang kampung untuk menikah dan berbisnis. Karena kecintaannya pada buah naga, perlahan Edy mempelajari seluk beluk buah naga secara menyeluruh.
Pada 2013, Edy mengamati buah naga yang ditanam di bawah lampu penerangan jalan dapat berbuah di luar musim panen. Sejak itulah, Edy berani mencoba menggunakan lampu pada tanaman buah naga. Sebagai permulaan, Edy mulai menanam buah naga dengan penerangan lampu di malam hari.
Rupanya, uji coba itu berhasil dan tanaman buah naga berbuah di luar musim. Mulai 2015, Edy tak lagi menggunakan mesin diesel berbahan bakar solar untuk menghasilkan listrik. Dia mulai menggunakan listrik dari PLN. Hasilnya, ongkos produksi jauh berkurang. Ide inovatif ini mampu meningkatkan produktivitas petani buah naga sampai dengan 200% menghasilkan omzet per bulan lebih dari Rp50 juta.
Edy pun menciptakan lampu LED khusus untuk pertanian buah naga, yaitu PANABA Led. Dengan menggunakan lampu khusus buah naga tersebut selain watt-nya kecil, juga bagus untuk penerangan perkebunan buah naga. Sejak itu, Edy mulai berbagi pengetahuan dengan petani-petani di desanya. Hingga desa Tambakrejo mendapat julukan sebagai desa buah naga. (jr)