JAKARTA | RMNIndonesia
Perum Bulog akan melanjutkan impor beras pada tahun 2024. Beras yang didatangkan berjumlah 2 juta ton beras dari sejumlah negara mitra.
Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan, impor 2 juta ton pangan dasar itu untuk menguatkan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP). Sehingga, perusahaan bisa memenuhi kebutuhan beras di pasar dalam negeri melalui operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP).
Sebagian pasokan CBP juga dialokasikan untuk bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram (Kg) untuk 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada tahun depan.
“Pertama kali kita harus mengisi kekurangan yang terjadi, mengembalikan ke posisi semula, dan untuk cover bantuan pangan dan SPHP 2024, jadi kurang lebih 2 juta ton (beras impor),” ujar Bayu, dikutip, Kamis (21/12/2023).
Lebih lanjut, Bayu memaparkan bawhwa ketidakpastian produksi beras di tanah Air masih tinggi. Sehingga Bulog masih membuka peluang impor dari negara lain. Meski begitu, negara yang disasarr perusaan tetap berdasarkan ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Sejumlah negara yang disasar untuk tujuan impor beras adalah Thailand, India, China, dan negara mitra lain. “Kita sekarang mencari dari semua, dan kita cari mana yang paling sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia,” paparnya.
Bulog juga membuka peluang impor dengan dua skema, yakni business to business (B2B) atau government to government (G2G). Bayu mengatakan, pihaknya mempertimbangkan impor dengan skema B2B dan G2G dengan Thailand.
“Enaknya Bulog kalau mau disebut, karena kita BUMN, maka pada saat G2G kita bisa, dan B2B kita bisa,” tambahnya. (jr)