JAKARTA | RMNIndonesia
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengakui skema penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kurang efektif.
Menurutnya, sudah saatnya skema penilaian pemberian kredit bagi UMKM oleh bank menempuh metode lain.
“Saya kira (sudah) waktunya KUR dievaluasi karena kurang efektif,” tutur Teten, dalam agenda Refleksi 2023 dan Outlook 2024, di SMESCO Indonesia, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2023).
Ia menilai sudah saatnya bank mencari mekanisme atau skema penyaluran kredit lain agar UMKM bisa memperoleh kredit. Sebab yang jadi persoalan saat ini adalah banyak UMKM yang tidak bisa memperoleh kredit dari perbankan karena kewajiban agunan.
Alhasil, Teten pun mengungkap berbagai UMKM kini mencari pinjaman lewat pihak lain seperti rentenir dan fintech P2P lending alias pinjaman online.
“Faktor terutama (UMKM sulit dapat pinjaman) karena agunan. UMKM soal (pembayaran) bunga itu tidak masalah yang penting mudah (dapat pinjaman). (Makanya) Mereka pindah ke Fintech (jumlahnya) tinggi, ke rentenir tinggi, (bagi mereka) tidak masalah yang penting sekarang kemudahannya (mendapat pinjaman),” ujarnya.
Untuk itu, Teten menawarkan agar bank menggunakan metode lain seperti credit scoring dalam menilai permohonan pinjaman UMKM. Ia melihat skema itu efektif untuk melihat rekam jejak pinjaman UMKM. Teten pun mengaku sudah berdiskusi banyak pihak terkait hal tersebut.
“Sudah banyak perusahan swasta dan aplikasi yang bisa membantu perbankan melakukan scoring atau pemeringkatan. Saya juga sudah banyak ketemu dengan berbagai perusahaan yang (mengatakan) memang sudah sangat tepat menggunakan (sistem) itu karena kalau UMKM diharuskan agunan, pasti sulit,” imbuhnya.
Sementara berdasarkan data Kemenkop UKM, jumlah realisasi KUR per 21 Desember telah mencapai Rp 250,3 triliun atau 84,28% dari target yang ditetapkan kepada 4,48 juta debitur. Sebanyak 42,39% di antaranya adalah debitur dengan usaha di sektor perdagangan besar dan eceran.
Selain itu, Kemenkop UKM juga sudah memetakan total Rp 358,4 miliar KUR Klaster yang berbasis rantai pasok kepada 4.865 UMKM anggota dari 39 klaster oleh 9 penyalur KUR. (jr)