JAKARTA | RMNIndonesia
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat Indonesia kehilangan nilai ekonomi sekitar Rp 213 hingga 551 triliun per tahun akibat Food Loss and Waste (FLW) pada Tahun 2000 hingga 2019 yang mencapai 23-48 juta ton per tahun. Jumlah itu setara dengan 4-5% Produk Domestik Bruto Indonesia pertahun.
Anggota Komisi IV DPR Ravindra Airlangga meminta seluruh pihak berkolaborasi dalam menyelamatkan pangan akibat FLW. Data menunjukan titik kritis FLW terjadi pada sektor konsumsi, yakni food waste di angka 5-19 juta ton per tahun.
Menurutnya, angka tersebut mayoritas disumbang dari sektor tanaman pangan, seperti padi-padian sebesar 12-21 juta ton per tahun. Selain itu, tanaman holtikultura jenis sayuran menjadi pangan paling tidak efisien karena kehilangan mencapai 62,8% dari seluruh suplai domestik sayur-sayuran yang ada di Indonesia.
“Butuh kolaborasi seluruh pihak, bukan hanya pemerintah maupun NGO (Lembaga Swadaya Masyarakat), tapi juga keterlibatan masyarakat untuk mengurangi angka food waste ini. Sangat sayang jika sebagian masyarakat membutuhkan makanan yang bergizi untuk menyambut bonus demografi Indonesia Emas, tapi angka food waste masih besar,” tutur Ravindra, Rabu (27/12/2023).
Anggota BKSAP DPR ini mengatakan, selain potensi kehilangan nilai ekonomi, timbulan FWLW juga berpotensi membuat masyarakat kehilangan asupan gizi memadai. Tercatat, food loss and waste mengakibatkan hilangnya sejumlah kandungan energi yang dibutuhkan generasi Indonesia. Antara lain, energi, protein, vitamin A, dan Zat Besi.
“Saya kira perlu gerakan yang masif untuk edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan food loss and waste. Sebab, pada kenyataannya potensi food waste ini ada di lingkup terkecil di lingkungan keluarga yang kurang memperhatikan cara yang benar memperlakukan makanan,” ujarnya.
Ravindra juga mendorong munculnya lebih banyak usaha yang membutuhkan bahan baku sisa makanan. Saat ini, sudah mulai bermunculan start-up yang memanfaatkan sisa makanan untuk digunakan dalam budidaya Black Soldier Fly (BSF). Dari larva yang dihasilkan itu bisa diolah menjadi feed untuk peternakan yang memiliki nilai protein tinggi. (jr)