JAKARTA | RMNIndonesia
Durian, dengan rasa dan aroma khasnya, memiliki sejumlah penggemar fanatik di Indonesia. Meskipun durian kaya akan nutrisi seperti serat, karbohidrat, vitamin C, dan antioksidan, beberapa orang berpendapat bahwa mengonsumsi durian bersamaan dengan beberapa jenis makanan tertentu dapat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan. Berikut adalah beberapa makanan yang beberapa orang anggap sebaiknya tidak dimakan bersamaan dengan durian:
- Alkohol: Durian mengandung sulfur yang tinggi, yang dapat menghambat enzim yang membantu memecah alkohol dalam tubuh. Mengonsumsi alkohol bersamaan dengan durian dapat meningkatkan efek mabuk dan gangguan pencernaan.
- Susu: Kombinasi durian dan susu dikatakan dapat meningkatkan tekanan darah, yang dapat menyebabkan sakit kepala dan ketidaknyamanan.
- Leci: Durian dan leci dianggap sebagai makanan “panas” dalam tradisi pengobatan Tiongkok. Konsumsi berlebihan dari kedua buah ini bersamaan dapat meningkatkan risiko demam, sembelit, atau sakit tenggorokan.
- Kepiting: Kepiting dianggap memiliki sifat yang “mendinginkan,” sedangkan durian dikategorikan sebagai makanan “panas.” Mengonsumsi keduanya bersamaan dapat mengganggu sistem pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan pada perut.
- Daging Sapi dan Kambing: Daging sapi dan daging kambing dianggap sebagai makanan “panas.” Mengonsumsinya bersamaan dengan durian dapat meningkatkan “rasa panas” dalam tubuh dan menyebabkan peradangan.
- Terong: Terong dianggap sebagai makanan yang dapat meningkatkan panas tubuh. Mengonsumsinya bersamaan dengan durian dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan potensi masalah pencernaan seperti perut kembung atau refluks asam.
Perlu diingat bahwa reaksi terhadap kombinasi makanan dapat bervariasi antarindividu, dan beberapa orang mungkin tidak mengalami masalah dengan mengonsumsi durian bersamaan dengan makanan di atas. Selalu disarankan untuk mendengarkan tubuh dan memperhatikan reaksi pribadi terhadap makanan tertentu. Jika ada kekhawatiran kesehatan atau kondisi medis tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan.(il/BDR)