JAKARTA | RMNIndonesia
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Cawapres Nomor Urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) Saling Balas Terkait Hilirisasi Tambang
Pada perdebatan keempat Pilpres 2024, Cak Imin, calon wakil presiden nomor urut 1, menyuarakan keprihatinannya terkait sektor tambang di Indonesia. Ia mencatat data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang menunjukkan adanya 2.500 tambang ilegal di negeri ini. Menurutnya, tambang ilegal hanya merugikan masyarakat tanpa memberikan kesejahteraan.
Cak Imin juga mengkritik kebijakan hilirisasi di sektor tambang, menyatakan bahwa hal tersebut dilakukan secara ugal-ugalan. Menurutnya, kebijakan tersebut merusak lingkungan, menyebabkan kecelakaan, dan didominasi oleh tenaga asing.
Dalam tanggapannya, Menko Marves Luhut membantah pernyataan Cak Imin. Melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya, Luhut mengundang Cak Imin untuk berkunjung ke lokasi tambang di Weda Bay dan Morowali. Ia menekankan pentingnya melihat langsung situasi untuk memahami keberhasilan program hilirisasi.
Luhut juga mengingatkan Cak Imin agar tidak menyampaikan informasi yang dianggapnya tidak akurat kepada publik. Menurut Luhut, memberikan informasi yang tidak benar tidak mencerminkan karakter yang baik.
Selain itu, Luhut menjelaskan data kemiskinan di Sulawesi Tengah, menunjukkan penurunan angka kemiskinan dari tahun 2015 hingga 2023. Ia menyatakan bahwa pembangunan ekonomi, termasuk pendirian politeknik dan pelibatan guru berkualitas, berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan.
Cak Imin merespons dengan siap untuk melakukan pengecekan langsung ke lapangan. Ia menyatakan bahwa kebenaran manfaat dan kerugian program hilirisasi dapat terungkap melalui pemeriksaan langsung. Cak Imin juga menekankan bahwa pendapatan dari pertambangan, baik langsung maupun melalui hilirisasi, relatif kecil dibandingkan dengan kerusakan yang ditimbulkan.
Situasi ini terus berkembang, dengan kedua pihak menegaskan kesiapan untuk membuktikan argumennya masing-masing melalui kunjungan langsung ke lapangan.(il/BDR)