Termasuk lagu-lagu Taylor Swift, The Weeknd, Drake dll
JAKARTA | RMNIndonesia
Grup C (Universal Music Group/UMG) tidak berhasil memperpanjang kerjasama mereka dengan TikTok yang berakhir pada Rabu (31/1/2024). “Perusahaan kami tidak menyetujui tawaran kerjasama yang ada di dalam perjanjian baru yang dibuat oleh TikTok,” ungkap perwakilan UMG.
Lebih lanjut, UMG bahkan mengancam akan mencabut semua lisensi konten mereka dari layanan TikTok dan TikTok Music. “Perusahaan belum menyetujui persyaratan perjanjian baru, dan setelah berakhirnya perjanjian saat ini, Universal Music Group, termasuk Universal Music Publishing Group, akan menghentikan lisensi konten ke layanan TikTok dan TikTok Music,” tambahnya.
Dengan demikian, TikTok menghadapi risiko tidak dapat memutar lagu dari para artis yang berada di bawah naungan UMG di platformnya, termasuk karya-karya dari Taylor Swift, BTS, The Weeknd, Alicia Keys, SZA, Steve Lacy, Drake, Billie Eilish, Kendrick Lamar, Harry Styles, Ariana Grande, Justin Bieber, Adele, U2, Elton John, J Balvin, Brandi Carlile, Coldplay, Pearl Jam, Bob Dylan, dan Post Malone.
Dalam surat terbuka kepada komunitas artis dan penulis lagu yang berjudul “Mengapa Kita Harus Menghentikan Time Out di TikTok” yang dirilis pada Selasa (30/1/2024), yang dikirimkan oleh pihak Universal Music Group, UMG mengklaim bahwa TikTok mencoba membangun bisnis berbasis musik dengan nilai yang tidak wajar untuk musik tersebut. “Pada akhirnya, TikTok mencoba membangun bisnis berbasis musik tanpa membayar nilai wajar untuk musik tersebut,” jelasnya.
Universal Music Group juga mengeluarkan kritik tajam terkait beredarnya konten musik yang dibuat menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI). “TikTok bahkan menyediakan sarana untuk menciptakan dan mendistribusikan produk-produk musik berbasis AI di media sosial mereka,” tulis UMG.
Saat proses negosiasi berlangsung, UMG menuduh TikTok berusaha mengintimidasi agar mereka bersedia menerima kesepakatan yang nilai ekonominya lebih rendah dari kesepakatan sebelumnya. Bentuk intimidasi tersebut mencakup penghapusan secara selektif musik dari artis-artis tertentu yang sedang berkembang, sambil tetap mempertahankan bintang-bintang global yang memimpin penonton di platform tersebut.(il/JR)