JAKARTA | RMN Indonesia
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpengaruh pada harga bahan pokok.
“Kalau selama ini harga naik itu kurang lebih, satu karena pasokan, kedua kalau impor itu karena currency, atau ketersediaan, enggak ada yang lain,” tuturnya usai halal bihalal di kantor Bapanas, Jakarta, Kamis (18/4).
Ia melanjutkan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meredam dampak pelemahan rupiah terhadap gejolak harga pangan adanya dengan menjaga ketersediaan. Caranya melakukan penyerapan yang optimal di tingkat petani ketika memasuki panen raya.
“(Antisipasi Pemerintah) cadangan pangan Pemerintah disiapkan. Tidak ada yang menyangka bahwa Iran menyerang pakai drone, betul enggak? Tidak ada yang menyangka bahwa Rusia dengan Ukraina (konfliknya) seperti itu panjang waktunya. Tidak ada yang menyangka currency sampai Rp16.200,” kata Arief.
“Solusinya adalah kita perlu cadangan pangan pemerintah. Solusinya kita perlu menyiapkan pasca panen,” sambungnya.
Arief menjelaskan salah satu strategi Pemerintah mengamankan cadangan beras dengan Pemerintah dengan menugaskan Bulog membeli langsung ke petani. Sebab ketika masuk panen raya BUMN pangan kerap berebut mengamankan stok dengan sektor swasta.
“Karena kemarin di beberapa tempat, rebutan sama private. Jadi kalau private belum kenyang, Bulog kemudian masuk maka harganya akan tinggi lagi. Jadi ini awal-awal mengisi lumbung-lumbung penggiling padi,” katanya. (jr)