JAKARTA | RMN Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak perempuan Indonesia, terutama pelaku UKM, untuk meraih kesejahteraan finansial. Hal itu bisa didapat secara bertahap mulai dari pemenuhan aspek literasi dan inklusi keuangan terlebih dahulu.
“Menuju piramida kesejahteraan finansial, yang pertama ibu-ibu harus terliterasi dulu. Kemudian terinklusi, gunakan produk jasa keuangan untuk memudahkan hidup ibu-ibu,” tutur Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, dikutip, Rabu (24/4).
Tahap selanjutnya, lanjut Friderica, yaitu pemberdayaan secara finansial dengan memanfaatkan produk atau layanan keuangan untuk mempermudah bisnis atau economic opportunities.
Untuk kegiatan edukasi keuangan, Friderica mewanti-wanti agar jangan sampai perempuan pelaku UKM mengakses pembiayaan pada tempat yang salah seperti melalui renternir.
Friderica mengingatkan bahwa pemerintah dan lembaga jasa keuangan telah membuka akses-akses pembiayaan resmi dan tepercaya salah satunya seperti pembiayaan PNM Mekaar.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) juga memiliki program kredit/pembiayaan melawan rentenir (K/PMR). Program tersebut, menurut Friderica, banyak dimanfaatkan oleh ibu-ibu di seluruh Indonesia.
Setelah literasi dan inklusi keuangan serta pemberdayaan secara finansial terpenuhi, perempuan pelaku UMKM dapat mencapai tahapan tertinggi dalam piramida keuangan, yaitu kesejahteraan finansial yang berkesinambungan.
Pada kesempatan yang sama, Friderica juga mengajak para perempuan untuk merayakan Hari Kartini yang diperingati pada 21 April lalu dengan memaknai pemikiran-pemikiran mengenai kemajuan perempuan di Indonesia, terutama pemikiran mengenai kemandirian ekonomi.
Friderica pun berpesan kepada para ibu untuk tidak menciptakan generasi sandwich berikutnya. Dia berharap, para ibu di masa kini bisa berdaya menyiapkan masa pensiun dan masa depan menjadi lebih lebih baik.
“Kita harus menyiapkan masa pensiun dan jangan sampai pola hidup kita turun. Kalau tidak punya bakat bisnis, tidak apa-apa. Bisa investasi di emas, reksadana, dan sebagainya, itu silakan belajar. Yuk, mumpung masih kuat dan berjiwa muda, mudah-mudahan kita bisa menyiapkan masa depan lebih baik,” tambahnya. (jr)