JAKARTA | RMN Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengimpor bawang putih dari Singapura.
Berdasarkan data BPS, impor bawang putih Indonesia pada Januari sampai April 2024 sebesar 95,95 ribu ton, atau turun 7,21% dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 103,41 ribu ton.
Mayoritas impor bawang putih dari China sebesar 95,88 ribu ton. Sementara dari Singapura, Indonesia mengimpor bawang putih sebesar 42 kg dengan nilai impor USD20, turun dari sebelumnya USD155.
Kondisi ini tentunya sangat mengejutkan, dimana Singapura masih mengandalkan pasokan kebutuhan pangannya dari impor bahkan hingga mencapai 90%. Selain bawang putih, Indonesia juga tercatat mengimpor beberapa barang pangan lainnya seperti cabai, yang tercatat USD85 sepanjang Januari-April 2024.
Kemudian tepung gandum dan meslin yang pada periode Januari-April 2024 nilai impornya tercatat USD99,14 atau naik jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat USD79.228.
Bahkan untuk garam pun, Indonesia tercatat mengimpor dari negara seluas DKI Jakarta itu dengan nilai USD42,105 pada Januari-April 2024. Angka itu melonjak dibandingkan periode yang sama pada 2023, karena pada periode itu BPS mencatat Indonesia tidak mengimpor garam dari Singapura.
Adapun jika ditotal, nilai impor pangan RI dari Singapura mencapai USD141.354 pada periode Januari-April 2024. Angka itupun setara Rp2.258.002.931,4 dengan asumsi kurs Rp15.974,10 per dolar AS.
Sementara itu, BPS juga melaporkan bahwa Singapura merupakan negara kedua yang menyumbang defisit terbesar terhadap neraca perdagangan Indonesia selama empat tahun beruntun atau tepatnya pada periode Mei 2020 hingga April 2024. Tercatat pada periode itu Indonesia mengalami defisit USD18,91 miliar dengan Singapura. (jr)