JAKARTA | RMN Indonesia
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meminta penarikan produk roti bermerek Okko dari pasaran usai temuan unsur natrium dehidroasetat sebagai bahan tambahan pangan pada produk tersebut.
BPOM menyebut kandungan natrium dehidroasetat sebagai asam dehidroasetat terdeteksi melalui uji laboratorium terhadap sampel roti yang diproduksi PT Abadi Rasa Food, Bandung.
“Terhadap temuan ini, BPOM memerintahkan produsen roti Okko untuk menarik produk dari peredaran, memusnahkan, dan melaporkan hasilnya kepada BPOM,” demikian petikan keterangan resmi BPOM dikutip Antara, Rabu (24/7).
Temuan kandungan pangan berbahaya bagi kesehatan berawal saat BPOM melakukan inspeksi ke sarana produksi roti Okko pada 2 Juli 2024, dan menemukan produsen tidak menerapkan cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB) dengan benar dan konsisten.
Terhadap temuan tersebut, BPOM telah melakukan penghentian kegiatan produksi dan peredaran produk roti Okko dari pasaran. Sebagai tindak lanjut, BPOM juga melakukan sampling dan pengujian di laboratorium.
“Hasil pengujian terhadap sampel roti Okko dari sarana produksi dan peredaran menunjukkan adanya natrium dehidroasetat (sebagai asam dehidroasetat) yang tidak sesuai dengan komposisi pada saat pendaftaran produk dan tidak termasuk bahan tambahan pangan yang diizinkan berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan,” katanya.
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 17 Tahun 2022, menyebut bahwa natrium dehidroasetat merupakan unsur kimia yang ditambahkan dalam produk kosmetik, dengan batasan takaran maksimum 0,6 persen sebagai asam.
Sementara itu, sejumlah pedagang mengaku resah dengan kabar ditariknya roti Okko lantaran ada temuan kandungan pangan berbahaya. Satu diantaranya, Tobi (41) yang memiliki toko di pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Ia mengaku roti ini termasuk produk yang paling laku di tokonya.
“Okko laku banget ini (di sini), barangnya sampek dijatahin. Nggak pernah dapet banyak, paling dapet lima dus, seminggu sekali. Pinginnya sih tiap hari (dapet barang),” ujar Tobi, Rabu (24/7).
Sudah dua minggu ini, lanjut Tobi, dirinya tak menyetok roti Okko. Hal ini karena sulitnya mendapatkan barang. “Kalau Okko udah lama nggak jual, udah dua mingguan lah. Barangnya udah susah nggak ada. “Barangnya sih susah karena laris, bukan karena ditarik BPOM,” sambungnya.
Berbeda dengan Tobi, Iwan (36) pemilik toko di Pasar Kebayoran lama mengaku masih mendapatkan roti Okko dari agen dengan mudah. Produk pangan ini selalu ada di agen. “Saya setiap nyari ada terus. Itu baru datang kemarin (roti Okko),” ujar Iwan.
Ia juga mengetahui kabar bahwa roti Okko telah ditarik peredarannya oleh BPOM karena mengandung bahan pengawet yang tidak seharusnya. Namun, dirinya menganggap ini hanya persaingan bisnis belaka.
“Udah tahu (kabar ditariknya roti Okko dari pasaran). Baru minggu ini kayaknya. Ini mah persaingan (bisnis) jadi saling menjatuhkan aja biar nggak laku,” tutupnya. (jr)