JAKARTA | RMN Indonesia
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mendorong sektor UMKM naik kelas. Pasalnya, UMKM merupakan tulang punggung Indonesia.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pemberdayaan terhadap UMKM merupakan hal yang krusial, mengingat UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Jumlah UMKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha.
“Sebagai bank dengan portofolio terbesar di segmen UMKM, NPL di kisaran 3% tersebut merupakan bukti nyata bahwa BRI mampu menjaga kualitas kreditnya dengan baik melalui penerapan prinsip-prinsip risk management yang prudent,” imbuh Sunarso, dikutip Kamis (1//8).
Besarnya perhatian BRI kepada UMKM ditunjukan pada penyaluran kredit hingga Rp1.095,64 triliun atau setara 81,69% dari total penyaluran kredit BRI.
“Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas,” ujarnya.
Apabila penyaluran kredit BRI kepada segmen UMKM senilai Rp1.095,64 triliun terdiri dari segmen mikro sebesar Rp623 triliun, segmen kecil Rp232,3 triliun, segmen konsumer Rp198,8 triliun dan segmen menengah senilai Rp41,5 triliun.
Dengan besarnya penyaluran kredit tersebut, BRI memiliki strategi dalam mengelola kualitas kredit di segmen UMKM, utamanya segmen mikro. Di mana BRI berhasil menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) UMKM hingga akhir Triwulan II 2024.
Adapun NPL UMKM BRI berada dikisaran 3%, atau di bawah NPL UMKM industri perbankan nasional. Di mana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio NPL kredit UMKM industri perbankan nasional per Mei 2024 sebesar 4,27%, meningkat dibandingkan posisi April 2024 yang berada di level 4,26%.
“Bukan hanya segmen mikro tapi UMKM terutama di mikro dan kecil, itu yang NPL-nya naik. Namun angka NPL UMKM BRI di kisaran 3,05% ini masih lebih baik atau di bawah rata-rata industri perbankan yang berada di level 4,27%,” ujarnya.
Dalam meningkatkan kualitas kredit, BRI menerapkan strategi dari sisi improvement bisnis proses. Ke depan, BRI akan tetap tumbuh di UMKM dengan cara selektif yakni memperketat risk acceptance juga loan portofolio guidelines-nya.
“Dan portofolio UMKM dipilah lagi, dicari mana yang masih bisa lanjut dan yang sedang bermasalah,” tambahnya.
Kedua adalah restrukturisasi sesuai dengan prinsip-prinsip mengikuti ketentuan yang berlaku. Kemudian yang ketiga, apabila dibutuhkan maka terpaksa harus hapus buku, serta terakhir fokus pada recovery dari kredit yang sudah dihapus buku. Adapun BRI memiliki pencadangan yang memadai, hal tersebut tercermin dari NPL coverage sebesar 211,60%. (jr)