JAKARTA | RMN Indonesia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memprediksi pertumbuhan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) selama 10 tahun terakhir meningkat dua kali lipat.
Menurutnya, kapasitas listrik PLTP itu mencakup 18,5% dari total listrik energi baru terbarukan nasional atau 3% dari total 93 GW.
“Dalam 10 tahun terakhir akumulasi investasi pembangunan PLTP juga tumbuh signifikan, yaitu naik hingga 8 kali lipat. Sehingga 2024 diperkirakan investasi di geothermal sebesar USD8,7 miliar atau setara Rp134,8 triliun,” ujarnya di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara pembukaan The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024 di Jakarta, dikutip okezone, Rabu (18/9).
Ia menyebutkan pembangunan PLTP juga menciptakan lapangan kerja kurang lebih 900 ribu dan memberikan kontribusi kepada negara kurang lebih Rp16 triliun. Tidak hanya dampak ekonomi, lanjut Bahlil, PLTP juga berkontribusi untuk mengurangi 17,4 juta ton emisi co2 per tahun di indonesia..
“Semua capaian itu tidak lepas dari arahan dan komitmen bapak presiden untuk mendorong EBT termasuk energi panas bumi di tanah air,” tegas Bahlil.
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil juga mengungkapkan Indonesia memiliki potensi panas bumi atau geothermal sebesar 40% dari total energi panas bumi di dunia atau setara dengan 24 Gigawatt (GW). “Saat ini kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia mencapai 2,6 GW atau terbesar nomor dua di dunia,” pungkasnya. (jr)