JAKARTA | RMN Indonesia
Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) akan membangun kawasan Ciliwung dengan konsep Pentahelix.
“Saya akan realistis, tapi juga idealis. Insya Allah kalau takdirnya ada, semua curhatan masyarakat Ciliwung tadi direspon,” tutur Ridwan Kamil usai susur sungai Ciliwung di Kawasan Condet, Jakarta Timur, Kamis (3/10).
Untuk di sungai, RK mengaku pernah punya pengalaman membuat Satgas Citarum dengan konsep Pentahelix. Pentahelix merupakan konsep pembangunan dengan melibatkan lima unsur, yaitu pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas hingga media.
“Kombinasi Pentahelix ini untuk menyelesaikan masalah Ciliwung, mungkin akan kita hadirkan sebagai konsep membangun bersama-sama,” ujarnya.
Keberhasilan penerapan konsep pentahelix di Sungai Citarum itu nantinya yang akan dibawa untuk membenahi sungai Ciliwung. Itu jika RK menang pada pemilihan gubernur DKI Jakarta bersama pasanganny, Suswono.
Di jelaskan RK, Satgas Citarum yang dibentuk Kang Emil saat menjabat sebagai Gubernur Jabar berhasil membina 1.235 industri dalam program penanganan limbah industri. Pada program pengelolaan sampah, sebanyak 3.040,51 ton per hari sampah terkelola.
Pada program penanganan lahan kritis hingga tahun 2022 telah tercapai 33.435,17 hektare luas lahan kritis yang tertangani.
Selain pembenahan sungai, RK juga berkeinginan merealisasikan pembangunan transportasi air (waterway) di Jakarta.
“Kita lagi survei, realistis atau tidaknya. Ketika itu realistis dan memungkinkan, transportasi sungai ini akan kita realisasikan,” ujarnya dikutip sinpo id.
Menurut RK, kehadiran waterway diharapkan bisa membuat transportasi di Jakarta semakin beragam, tidak hanya di darat. Sejumlah negara, transportasi air bukan menjadi hal baru dan bisa menjadi alternatif transportasi.
“Nanti kita lihat, kalau ternyata memungkinkan, kita realisasikan. Kan konsep RIDO (Ridwan Kamil-Suswono) ini kan DKI yang artinya desentralisasi, kolaborasi, dan inovasi atau ingin menghadirkan hal-hal baru,” jelasnya.
Sebagai informasi, Jakarta sempat memiliki transportasi air yang digagas di jaman Gubernur DKI Sutiyoso. Program bernama waterway tersebut dioperasikan dan diintegrasikan dengan transportasi makro Jakarta pada 6 Juni 2007, yang menghubungkan Dermaga Halimun dan Dermaga Karet di Jakarta Selatan. Namun, ketika lengser dari jabatan gubernur DKI, waterway jadi tak terurus. (jr)