JAKARTA | RMN Indonesia
Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengoptimalkan peran 838 kader sejak dini kawal ibu hamil dan balita (Kader Srikandi) dalam mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni mengatakan, kader Srikandi dibentuk sejak tahun 2017 dan tersebar di 13 wilayah kecamatan. Kader Srikandi adalah bagian dari inovasi Pemkot Tangerang yang memiliki tugas mendampingi ibu hamil berisiko tinggi dengan terjun langsung ke lapangan memeriksa kondisinya.
Selanjutnya, para kader akan mencatat kondisi ibu hamil yang berisiko tinggi agar rutin memeriksakan kesehatan di fasilitas layanan kesehatan terdekat.
“Pemkot Tangerang berharap para kader tetap dapat mengabdi dan menjaga ibu hamil dan balita generasi emas di Kota Tangerang. Sehingga, angka kematian ibu dan balita tidak ada lagi di Kota Tangerang,” kata Dini dalam acara gebyar tujuh tahun kader srikandi di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.
Dini menambahkan pada tahun 2023, Pemkot Tangerang mencatat ada enam ibu dan 33 anak meninggal. Angka ini menurun dari tahun-tahun sebelumnya tetapi tetap menjadi fokus utama agar tidak ada ibu dan anak yang meninggal.
“Di sini lah salah satu peran Kader Srikandi untuk memastikan, mendampingi dan mengawal ibu hamil khususnya yang berisiko tinggi,” katanya.
Sekretaris Daerah Kota Tangerang Herman Suwarman menyampaikan apresiasinya kepada seluruh kader Srikandi atas kontribusi yang konsisten dalam menjaga kesehatan ibu hamil dan anak.
Gebyar ini bertujuan untuk terus membangkitkan semangat para kader dalam melayani masyarakat, terutama dalam mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Tangerang.
“Melalui Gebyar Srikandi ketujuh, kita membuktikan bahwa kaderisasi masyarakat yang peduli dan aktif masih terus berjalan dan berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang sehat,” ujar Sekda.
Sekda mengatakan Kader Srikandi memiliki peran penting sebagai bagian dari inovasi yang diluncurkan untuk menurunkan AKI dan AKB, sekaligus memperkuat sumber daya Puskesmas dalam menjangkau wilayah kerjanya.
“Kader Srikandi telah dibekali dengan pengetahuan untuk memonitor ibu hamil, baik dari risiko klinis maupun ekonomi. Dengan demikian, ibu-ibu hamil dapat menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan anak yang sehat, dan terhindar dari risiko stunting,” ujarnya.(jr)