JAKARTA | RMN Indonesia
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor melibatkan Posyandu dalam penanggulangan stunting dengan melakukan upaya pencegahan dan penanganan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menyebutkan Kota Bogor memiliki 25 puskesmas dan 31 puskesmas pembantu (pustu) yang sudah menerapkan Integrasi Layanan Primer, juga terdapat 983 posyandu dengan jumlah kader sebanyak 7.791 orang, tersebar di enam kecamatan dan 68 kelurahan.
“Posyandu memiliki peran yang sangat penting dalam upaya percepatan penurunan stunting. Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan pelayanan posyandu untuk menciptakan Generasi Emas di Tahun 2045,” ujarnya, dikutip antaranews com.
Ia memaparkan, data stunting di Kota Bogor berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023 di angka 18,2 persen. Sedangkan Pemerintah Pusat menetapkan target prevalensi stunting menurun hingga 14 persen pada tahun 2024.
Oleh karena itu, lanjut Retno, posyandu memiliki strategi penanggulangan untuk percepatan penurunan stunting di Kota Bogor, dengan konsep pencegahan pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Dalam upaya pencegahan stunting, Retno mengatakan, kader posyandu sebagai penyuluh dan penggerak masyarakat melakukan edukasi atau penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Selain itu, kata dia, dilakukan edukasi lingkungan sehat dan pencegahan penyakit, melakukan skrining kesehatan, deteksi faktor resiko, menggerakkan sasaran untuk imunisasi serta memantau pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil.
“Upaya peningkatan pengetahuan masyarakat melalui edukasi juga dapat dilaksanakan oleh kader posyandu bersama petugas kesehatan di kelas Ibu hamil, kelas ibu balita, kelas ASI, atau kelas gizi,” ujarnya.
Sedangkan dalam upaya penanganan stunting, kader posyandu melakukan rujukan untuk sasaran yang terdeteksi bermasalah gizi ke tenaga kesehatan.
“Kemudian pemantauan berkala pada sasaran bermasalah gizi, mendistribusikan serta memantau Pemberian Makanan Tambahan untuk balita dan ibu hamil bermasalah gizi,” ucapnya.
Dalam penanggulangan stunting, Retno menyebut, posyandu melaksanakan pelayanan rutin setiap bulan pada Hari Buka Posyandu dengan lima langkah kegiatan, untuk sasaran ibu hamil, balita, remaja dan calon pengantin.
Lima langkah itu meliputi pendaftaran, penimbangan berat badan, pengukuran panjang atau tinggi badan, lingkar lengan atas, dan pengukuran tekanan darah. Lalu dilakukan pencatatan hasil pengukuran untuk mengetahui status gizi dan kesehatan sasaran. (jr)