Senin, November 4, 2024
spot_img

Kabinet ‘Gemuk’ Merah Putih

JAKARTA | RMN Indonesia

“Bahwa dalam menjalankan tugas jabatan, saya akan menjaga etika dan bertugas sebaik mungkin dengan penuh tanggung jawab,”

Presiden Prabowo Subianto melantik para menteri dan wakil menteri dalam Kabinet Merah Putih, di Istana Negara, Senin (21/10). Sebanyak 48 menteri dan 56 wakil menteri diambil sumpahnya.

“Saya bersumpah akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan akan melaksanakan seluruh peraturan perundang-undangan dengan penuh integritas, demi pengabdian saya kepada bangsa dan negara,” ujar Prabowo, yang diikuti oleh para menteri yang dilantik.

“Bahwa dalam menjalankan tugas jabatan, saya akan menjaga etika dan bertugas sebaik mungkin dengan penuh tanggung jawab,” lanjut Prabowo.

Usai membacakan sumpah jabatan, para menteri dan wakil menteri menandatangani  berita acara pelantikan. Selain menteri dan wakil menteri, Presiden Prabowo Subianto juga melantik pejabat setingkat menteri.

Mereka adalah Jaksa Agung, Kepala dan Wakil Kepala Staf Kepresidenan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Kepala Kantor Komunikasi Presiden, serta Ketua Dewan Ekonomi Nasional.

Setelah menjalani prosesi pelantikan, Presiden Pabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, melakukan sesi foto bersama para menteri dan wakil menteri di tangga Istana negara.

Sebelumnya, para menteri dan wakil menteri telah mendapatkan arahan dan pesan dari Presiden Prabowo dalam menjalankan tugas.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan dirinya mendapat tiga pesan khusus dari Presiden Prabowo Subianto usai dilantik, di Istana Negara, Jakarta. Pesan yang dimaksud adalah Presiden Prabowo meminta dirinya untuk memperkuat koordinasi antarlembaga, mengingatkan untuk tidak korupsi, serta mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.

Pesan dari Presiden Prabowo Subianto juga dialamatkan buat wakil menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Veronica Tan. Mantan istri Basuki Tjahaja Purnama, itu diminta untuk menggiatkan posyandu untuk ibu hamil dan bayi.

“Pak Prabowo itu minta Posyandu digiatkan lagi, jadi imunisasi tahap pertama itu kan penting ya, bagaimana membuat ibu bisa kasih ASI untuk anak keluar kandungan,” kata Veronica Tan kepada wartawan.

Pelantikan menteri dan wakil menteri dalam Kabinet Merah Putih diklaim yang tergemuk dibandingkan era pemerintahan orde baru, dan reformasi. Dalam susunan kabinet tersebut, Prabowo-Gibran menambah sejumlah kementerian dan memecah kementerian.

Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia, Lina Mifthahul Jannah mengatakan, banyak dari kementerian yang dipecah itu dinilai tidak berdasar kajian atau evaluasi yang jelas.

Menurut Lina, gemuknya kabinet ini bertentangan dengan semangat reformasi birokrasi.

Bukannya semakin efisien, kabinet gemuk dapat memperpanjang dan memperumit alur birokrasi, serta memicu tumpang tindih kewenangan. Belum lagi implikasinya terhadap anggaran yang membengkak.

“Itu jadi gambaran kalau tujuannya untuk kepentingan politik semata,” kata Lina yang menjuluki Kabinet Merah Putih sebagai “kabinet balas jasa”, dikutip bbcnewsindonesia com.

“Ketika membuat lembaga baru, seharusnya ada kajian mendalam. Kalau masalah koordinasi, jelas ini kemunduran [reformasi birokrasi]. Yang bisa dijadikan satu malah dipecah,” tuturnya.

Kalau menilik sejarah berdasarkan data yang terangkum di Sekretariat Kabinet, Kabinet Merah Putih adalah yang paling gemuk sepanjang era Orde Baru hingga Reformasi.

Ini adalah buah dari revisi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara yang disahkan pada September lalu sehingga memungkinkan jumlah kementerian menjadi tak terbatas.

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono yang baru saja dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan tak memungkiri adanya kritikan soal kabinet Prabowo yang terlalu gemuk.

“Saya rasa wajar, ada sesuatu yang baru dari yang sebelumnya 34 [kementerian] kemudian sekarang berkembang menjadi 48 [kementerian] dan saya rasa ini kita kembalikan kepada azas tujuannya,” ujar Agus sebelum pelantikan menteri di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (21/10).

Dijelaskan oleh Agus, Presiden Prabowo menghendaki agar masing-masing kementerian dapat bekerja secara “fokus”, “efektif”, serta “taktis” dengan tugas-tugas yang spesifik.

Dengan begitu, katanya, suatu kementerian kemudian dibagi menjadi dua, bahkan tiga kementerian baru. “Saya rasa ini perlu kita kawal bersama-sama dan harus dibuktikan bahwa upaya ini membawa nilai yang positif,” kata Agus.

“Tantangan akan selalu pada koordinasi, sinkronisasi,” imbuhnya.

Maka dari itu, kata Agus, tugas menteri koordinator sangat “strategis dan sentral” dalam mengkoordinasikan kementerian-kementerian teknis yang jumlahnya tak sedikit. Adapun Partai Demokrat mendapat empat jatah pos kementerian dan satu posisi wakil menteri. (jr)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
22,100PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles