JAKARTA | RMN Indonesia
“Kita memiliki potensi bencana tapi tidak perlu khawatir. Mindsetnya tidak perlu khawatir tapi kekhawatirannya bagiamana mempersiapkan kesiapan ketika ada bencana,”
Peringatan dari BMKG terkait ancaman gempa megathrust dan gempar bumi Sesar Baridis direspon serius oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Ade Hasrat mengungkapkan, ancaman megathrust dan gempa bumi sesar baridis berpotensi menyasar wilayah bumi tegar beriman. Namun, kejadian gempat tersebut tak bisa diprediksi kapan terjadi.
,”Ini bisa kapan saja terjadi, bisa datang secara tiba-tiba,” ujar Ade Hasrat saat berada di wilayah Kecamatan Megamendung belum lama ini.
Oleh karena itu, guna mengantisipasi terjadinya bencana tersebut pihaknya bersama-sama tergerak untuk melakukan sosialisasi mitigasi bencana sehingga masyarakat menjadi siap dalam menghadapi setiap bencana yang terjadi.
“Bencana tidak bisa dicegah, tapi mengurangi resiko bencana,” ucapnya.
Menurutnya, berdasarkan data penelitian di Jepang menyatakan 45 persen korban selamat akibat bencana karena menyelamatkan diri, 30 persen korban selamat karena diselamatkan keluarga dan 25 persennya diselamatkan oleh tetangga, sementara 5 persennya diselamatkan petugas.
Data seperti ini, lanut Ade, disimpulkan harus menguatkan masyarkaat untuk bisa mengetahui bagaimana mereka bertindak apabila terjadi bencana.
“Ini yang menjadi fokus kami dimana kami melakukan dari mulai program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), itu kita sosialisasi ke anak-anak sekolah, dan kita juga menggerakkan sosialisasi ke desa, membuat destana, keluarga tangguh bencana dan lainya,” bebernya.
Jadi upaya-upaya inilah yang diintervensi kepada 24 kecamatan yang memang rawan bencana.
“Kita memiliki potensi bencana tapi tidak perlu khawatir. Mindsetnya tidak perlu khawatir tapi kekhawatirannya bagiamana mempersiapkan kesiapan ketika ada bencana,” pungkasnya.
Ia mencontoh negara Jepang yang sangat siap jika menghadapi bencana, ini terlihat dari jumlah korban yang dinilai cukup sedikit ketika bencana melanda negeri matahari terbit tersebut.
“Karena mereka sering terkena bencana, jadi mereka tahu bagaimana mengevakuasi diri, dan harus kemana, dan barang apa saja yang harus dibawa,” tambahnya.(jr)