JAKARTA | RMN Indonesia
Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp 71 Triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Anggaran tersebut disalurkan Badan Gizi Nasional berdasarkan program pemenuhan gizi nasional.
“Makanan bergizi Rp71 triliun. Tadi kita enggak membahas itu, cuma anggarannya saja,” ucap Zulhas kepada wartawan di kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (30/10).
Ia memaparkan, anggaran makanan bergizi gratis itu tidak hanya pada pengadaan bahan pangan, tapi juga diarahkan pada dukungan manjemen sekaligus.
“Nah ini ya. Badan gizi dianggarkan Rp71 triliun itu terdiri dari program. Program pemenuhan gizi nasional itu ada Rp63 triliun, Rp356 miliar, Rp823 juta, Rp500 ribu rupiah. Tapi juga ada dukungan manajemennya, Itu Rp7 triliun Rp433 miliar Rp176 juta, Rp500 ribu rupiah,” jelas Zulhas.
Lebih lanjut, Zulhas mengatakan anggaran makanan bergizi gratis dialokasikan di luar anggaran swasembada pangan. Total anggaran swasembada pangan 2025 sebesar Rp139,4 Triliun itu, lanjut Zulhas, merupakan program tersendiri.
“Jumlahnya Rp139,4 triliun (anggaran swasembada pangan). Itu semuanya. Kalau gizi beda. Kalau ditambah dengan anggaran gizi lain lagi,” tutur Zulhas.
Sebelumnya, mantan Menteri Perdagangan itu mengungkapkan angggaran yang digelontorkan pemerintah guna menyukseskan program swasembada pangan Presiden Prabowo, tercatat sebesar Rp139,4 Triliun.
Total anggaran tersebut, diungkapkan Zulhas, akan disebar peruntukannya melalui Kementerian dan Lembaga Negara terkait ketahanan pangan. Total anggaran tersebut dialokasikan untuk program ketahanan pangan pada tahun 2025.
“Misalnya anggaran, ternyata anggaran cukup besar di ketahanan pangan itu tahun 2025 itu ada 139,4 triliun totalnya, tapi tersebar,” jelas Zulhas.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono meminta supaya susu tidak dipaksakan masuk pada menu program makan bergizi gratis.
Menurutnya, selagi pasokan susu masih diimpor, lebih baik mengganti susu dengan sumber protein lain.
“Kita ingin intinya, arahan Presiden adalah, kita meningkatkan ketahanan diri kita, ketahanan pangan kita, ketahanan energi kita, ketahanan produksi kita, kita sebisa mungkin perbanyak ekspor dan kita kurang-kurangi impor,” ujarnya. (jr)