JAKARTA | RMN Indonesia
Dunia inovasi teknologi Indonesia mencatatkan sejarah baru dengan keberhasilan PT Ravelware Technology Indonesia yang berhasil menembus Top-100 di Entrepreneurship World Cup (EWC) 2024. Ravelware menjadi satu-satunya startup deep technology asli Indonesia yang meraih prestasi ini, sekaligus yang pertama. EWC 2024, yang diikuti oleh lebih dari 16.400 startup dari 151 negara, merupakan salah satu kompetisi tahunan terbesar di dunia yang mencakup berbagai kategori inovasi teknologi. Seluruh peserta melewati proses seleksi ketat selama enam bulan sebelum mencapai tahap final di Riyadh, Arab Saudi, pada 5-9 November 2024. Pada kesempatan tersebut, Ravelware dengan bangga mengibarkan bendera Merah Putih.
Ravelware didirikan pada tahun 2016 dengan visi besar untuk menjadikan Indonesia bangsa yang mandiri dalam teknologi. Berawal dari tim kecil yang fokus pada pengembangan solusi otomatisasi berbasis Internet of Things (IoT), Ravelware kini telah berkembang menjadi perusahaan deep technology terkemuka di Indonesia. Dengan dukungan riset dan pengembangan (R&D) yang kuat, Ravelware mengintegrasikan berbagai teknologi canggih, termasuk hardware, software, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi nanomaterial untuk menawarkan solusi teknologi 4.0 yang efisien dan berkelanjutan.
Sejak awal berdirinya, Ravelware berkomitmen untuk menciptakan solusi teknologi yang relevan dengan kebutuhan ekosistem industri Indonesia, terutama dalam sektor manufaktur dan rantai pasok. Dengan inovasi berkelanjutan, Ravelware kini menjadi penyedia solusi automation terkemuka di Indonesia dan telah bermitra dengan berbagai perusahaan besar, termasuk Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Denso Indonesia, Isuzu Astra Motor Indonesia, dan banyak lagi.
Salah satu produk unggulan Ravelware adalah Intelligent Monitoring System (IMS), yang merupakan solusi Industry 4.0 berbasis kustomisasi ERP, RFID, sensor, dan AI. IMS memungkinkan pengumpulan dan pengolahan data secara otomatis untuk menghasilkan analisis real-time dan prediktif (predictive maintenance). Solusi ini telah diimplementasikan di lebih dari 60 perusahaan dengan lebih dari 200 proyek digitalisasi dan otomatisasi. IMS mencakup berbagai fungsi, seperti warehouse management, asset management, production line monitoring, dan energy monitoring.
Ravelware juga memanfaatkan potensi graphene, material yang dikenal sebagai “wonder material”, dalam berbagai aplikasi teknologi. Ravelware menjadi yang pertama memproduksi graphene di Indonesia menggunakan bahan baku sampah plastik dan batok kelapa. Proses produksi ini menggunakan mesin canggih yang dikembangkan sendiri dan mampu menghasilkan graphene dengan kecepatan 30% lebih tinggi dibandingkan metode Chemical Vapor Deposition (CVD) yang umum digunakan. Graphene yang dihasilkan oleh Ravelware digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti cat untuk tekstil fungsional, pelapis pelindung, dan aditif untuk material komposit, filter nano membran, baterai, dan sensor.
Visi Ravelware adalah menciptakan kemandirian teknologi Indonesia dan mendorong generasi muda untuk berinovasi dan bersaing di tingkat global. Ravelware secara rutin berbagi wawasan edukasi seputar deep technology, IoT, dan graphene melalui media sosial untuk menginspirasi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, agar berani berinovasi dan mempercepat kemajuan teknologi.
Keberhasilan Ravelware di EWC 2024 bukanlah akhir dari perjalanan mereka. CEO dan Founder Ravelware, Randy Budi Wicaksono, menegaskan bahwa pencapaian ini hanya merupakan awal dari perjalanan besar untuk terus berinovasi dan memberi dampak positif bagi Indonesia dan dunia. Dengan teknologi graphene dan potensi ekonomi sirkular, Ravelware siap membawa dampak yang lebih besar, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga untuk pasar global.
Ravelware terus berkomitmen untuk mengantarkan Indonesia menuju bangsa yang mandiri dalam teknologi, seiring dengan visi besar untuk mencapai Indonesia Emas 2045. (hab)