JAKARTARAYA | RMN Indonesia
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut bahwa mayoritas negara berkembang dengan pendapatan rendah memiliki banyak hutang.
Demikian dijelaskan dalam sebuah pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) negara anggota G20 di Brasil.
Sri Mulyani mengatakan salah satu persoalan saat ini adalah terkait pengelolaan fiskal. Mayoritas negara berkembang dan berpendapatan rendah disebut sedang dihadapkan pada beban utang yang besar.
“Negara-negara berkembang saat ini, 52% negara-negara itu sedang menghadapi masalah fiskal,” kata Sri Mulyani usai menghadiri acara Mandiri Investment Forum (MIF) di Hotel Fairmont Jakarta, dikutip kemarin.
“APBN-nya tidak sehat, utangnya dalam kondisi yang tertekan dan mereka tidak memiliki akses terhadap capital sehingga mereka tidak mampu pulih semenjak pandemi dan ini membutuhkan dukungan,” sambungnya.
Menurutnya, dalam situasi ini sangat diperlukan institusi multiilateral agar menjadi solusi, terutama dalam persoalan pembiayaan. “Governance mereka perlu direform dan size-nya perlu ditingkatkan. Indonesia memberikan banyak masukan,” ucapnya.
Masalah selanjutnya adalah kelaparan yang melanda negara miskin. Salah satu pemicunya yaitu krisis pangan yang mengakibatkan beberapa negara produsen pangan mulai memproteksi sumber daya.
Sri Mulyani menambahkan isu yang juga dibahas adalah perubahan iklim atau climate change, khususnya dari sisi pembiayaan.
“Brasil merupakan salah satu negara yang cukup agresif dan champion di bidang climate change dalam hal ini, sehingga isu mengenai finance menjadi salah satu isu bagaimana membiayai action dari climate yang sangat besar dan selama ini masih belum memadai,” ujarnya. (jr)
